Keputusannya untuk mengenakan jilbab kontan memancing reaksi beragam
dari orang-orang di sekitarnya, terutama teman dekatnya. Sebelum
mengenakan jilbab, Hana paham betul dengan semua konotasi negatif yang
disematkan kepada orang-orang berjilbab. “Saya tahu apa yang mereka
pikirkan mengenai jilbab, tetapi saya akan bersikap pura-pura tidak
mengetahuinya. Namun seiring waktu, orang-orang di sekitarku kini bisa
bersikap lebih santai manakala melihatku dalam balutan jilbab,” papar
Hana sumringah.
Dalam blog pribadinya Hana mengakui bahwa menjadi seorang Muslimah di
sebuah negara Barat dapat sedikit menakutkan, terutama ketika para mata
di sekitarnya menatap dengan tatapan aneh. Maklum saja, di
negara-negara Barat, sebagian penduduknya telah terjangkit Islamofobia.
Tak sedikit, Muslimah yang mengalami diskriminasi dan pelecehan saat
mengenakan jilbab. Bahkan, di Jerman beberapa waktu lalu, seorang
Muslimah dibunuh di pengadilan karena mempertahankan jilbab yang
dikenakannya.
“Karena itu, mengapa saya ingin menciptakan sesuatu yang akan
membantu para Muslimah di mana pun untuk terus termotivasi mengatasi
rasa takut itu,” ujar Hana. Kini, dengan busana Muslimah yang
dirancangnya, kaum Muslimah di negara-negara Barat bisa tampil dengan
busana yang bisa diterima masyarakat tanpa meninggalkan aturan yang
ditetapkan syariat Islam. (Nidia Zuraya, Republika Online, 9 Januari 2011).
a
RSS Feed
Twitter
1:25 AM
Unknown
0 comments:
Post a Comment